Usaha Mengasuh Bayi, Di Usia Remaja Sudah Berpenghasilan Rp 4.8 Miliar Setahun

Bisnis Pengasuh Anak, Gadis 16 Tahun Hasilkan Rp4,8 Miliar

Dengan kawat gigi, rambut panjang, dan bintik merah di wajah, Noa Mintz terlihat seperti remaja pada umumnya. Namun, di kala teman sebayanya sibuk dengan pekerjaan rumah, gadis berusia 15 tahun ini sudah mengelola bisnis agen pengasuh bayi dan menghasilkan uang U$375 ribu atau setara Rp4,8 miliar dalam setahun.


Dilansir CNN, Kamis (26/2), Mintz memulai bisnis bernama Nannies by Noa ini sejak Agustus 2012. Sebuah tantangan dari ibu Mintz menjadi pembuka jalan bisnis ini.


Kala itu, sang ibu menantang Mintz untuk menemukan pengasuh bayi bagi keluarganya. Tak mau kalah, Mintz menerima tantangan tersebut dan berhasil. Dari sana, ia mulai mencarikan pengasuh bagi keluarga teman ibunya.


"Saya senang mengenal sebuah keluarga dan mengetahui kebutuhan mereka dan menemukan pengasuh bayi yang cocok bagi mereka. Saya sama sekali tidak memiliki banyak harapan, tapi saya akan mencoba," tutur Mintz saat mengenang kisahnya ketika memulai bisnis ini.


Seperti remaja pada umumnya, Mintz juga mendapat bantuan dari orang tuanya dalam mengelola bisnis ini. Ayahnya adalah pemilik formal bisnis Mintz. Ia membantu menghimpun dana untuk biaya perizinan, tapi ia menuntut pembalikan modal dari anaknya.


Saat itu musim panas 2012, ia baru saja memasuki kelas tujuh. Mintz yang tidak mau meninggalkan bangku sekolah, mempekerjakan Allison Johnson untuk mengawasi bisnisnya selama ia menuntut ilmu. Mintz menyewa sebuah ruangan di gedung perkantoran di Midtown Manhattan, di mana Johnson bekerja.


Mintz memantau dan menjalankan semua bisnisnya hampir sendiri. Mulai dari pendaftaran, penilaian, wawancara kandidat pengasuh, referensi, penelusuran latar belakang, hingga wawancara melalui telepon.


Tak jarang, banyak calon pelanggan tidak percaya pada Mintz. "Orang berkata, 'Suaramu sangat muda. Berapa umurmu?' Saya meyakinkan klien, 'Saya tetap agen, saya tetap saja pelaku bisnis.'"


Awalnya, ia hanya memungut biaya US$100 hingga US$200. Namun, jumlah tersebut dirasa kurang cukup.


"Saya tidak dibayar cukup. Bahkan, klien berkata, 'Kamu sadar kamu harus dibayar lebih, lebih banyak,'" ungkap Mintz.


Semakin sibuk, Mintz akhirnya mengakui bahwa ia sedikit sulit mengikuti pelajaran sekolah. "Saya bukan siswa dengan nilai A . Saya sangat bersusah payah di sekolah," kata Mintz.


Kendati demikian, Mintz mengaku pendidikan di sekolah sangat berbeda dengan cara mengelola bisnis.


"Mengelola bisnis ini, saya menyadari bahwa buku pintar tidak sama dengan kepintaran berwirausaha. Saya berusaha menggunakan bisnis ini agar lebih percaya diri di sekolah," ucapnya.


Telaten menjalankan bisnis tersebut, hingga akhir 2013, ia sudah memiliki 50 klien. Kini, ia memiliki 190 pelanggan.


Berangan-angan tentang masa depan, Mintz berkata, "Pertama, saya harus menyelesaikan sekolah, dan mungkin saya akan meluncurkan perusahaan lain. Kita lihat nanti."

Sumber: CNN Indonesia
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar