Catatan: Datuk Haris Molana
Ilustrasi |
Dari Aromanya Ingin Menikmatinya...
Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki ciri khas paling berbeda dari wilayah lainnya. Sejak dulu hingga kini, Aceh dikenal sebagai wilayah dengan kekayaan budaya masyarakatnya. Tari Saman salah satu contohnya yang kini menjadi warisan budaya dunia. Pintu masuk Islam di nusantara pun berawal dari Aceh, hingga Aceh dikenal sebagai “Serambi Mekah`
Tak hanya dengan budaya, Aceh juga memiliki beragam makanan tradisional. Salah satu contohnya, Pliek U. Yaitu, sejenis bumbu yang ada hanya di Aceh dan menjadi ikon menu kuliner khas Aceh.
Konon, masakan atau gulai khas Aceh tersebut, dahulunya merupakan gulai para raja yang dikenal dengan nama “Kuah Pliek U.” Bumbu gulai yang terbuat dari ampas kelapa yang telah dibusukkan untuk diperas minyaknya itu, dijadikan sebagai bahan dasar gulai Pliek. Minyak ini biasa digunakan sebagai minyak goreng. Ampas dari olahan kelapa ini kemudian dikeringkan dengan dijemur sehingga menghasilkan Pliek-U yang berwarna kecoklatan. Dalam bahasa lain, Pliek U, juga dikenal dengan sebutan Patarana.
Gulai Pliek sendiri, terdiri dari sayur-sayuran yang sangat khas juga, seperti buah melinjo muda, daun melinjo, kacang panjang, kacang tanah, nangka muda, pepaya muda, rebung kala, terong muda serta santan dari kelapa tua yang kemudian diberi Pliek U sebagai bahan dasar dan dimasak, maka dinamakankanlah gulai atau dalam bahas Aceh dikenal dengan nama Kuah Pliek U.
Saat dimasakpun, kuah ini akan mengeluarkan aroma sedap dan khas yang mampu membuat ngiler. Gurihnya kuahPliek-U membuat tak mampu menahan rasa untuk mencicipinya. Kelezatanya membuat perut terus lapar, sehingga terkadang kita lupa bahwa kita telah kenyang. Biasanya kuah Pliek-U disantap bersama nasi putih, ikan asin dan emping melinjo.
Dalam tradisi Aceh, kuah Pliek U biasanya disajikan pada saat acara-acara besar, seperti penyambutan tamu besar serta digunakan sebagai hidangan istimewa untuk menemani makanan yang lain bersama keluarga.
Seperti diungkapkan oleh Nurjannah (45) seorang penikmat Kuah Pliek di Aceh Utara.Biasanya, setelah aroma gulai (kuah) pliek-u menguap dari kuali, dirinya langsung menyantapnya.
“Hingga tak terasa habis satu piring, ingin terus menambah untuk piring berikutnya, sering sampai lupa makan nasi. Tidak jarang, makan malampun hanya cukup dengan gulai para raja itu,” ujar wanita itu tertawa.
Tak hanya itu, Pliek-U juga sering dijadikan bumbu colek saat merujak. Pliek U, dicampur dengan garam, gula dan cabai rawit sebagai bumbu colek atau negrujak. Biasanya buah-buahan yang sering dijadikan media ngerujak adalah mangga muda, pisang muda, salak, jamblang, dan rumbia.
Bagi masyarakat yang belum dan ingin menikmati sensasi gulai para raja Aceh tempo doeloe itu, tidak salahnya untuk mencoba. Hampir disemua rumah makan masakan Aceh, tersedia gulai khas tersebut.(*)
0 komentar:
Posting Komentar