Photo © Muchlis Gur Dhum
Lhokseumawe, 13/1 (Atjeh bisnis)- Harga beras bertahan tinggi di Kota Lhokseumawe dalam sebulan terakhir. Masih tingginya harga salah satu kebutuhan pokok di Kota Lhokseumawe tersebut dipengaruhi oleh produksi gabah yang tidak stabil disejumlah daerah sentra pertanian padi di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya.
Salah seorang pedagang beras di Pasar di Pasar Inpres Lhokseumawe Heri, kepada Atjeh Bisnis mengatakan, bahwa kondisi harga beras yang bertahan tinggi itu, sudah terjadi dalam sebulan terakhir.
Dirincikan oleh pedagang ini, untuk jenis beras dengan kualitas bagus seperti Cap Rajawali, bisa mencapai Rp 150 Ribu per Sak ukuran 15 Kilogram. Sedangkan beras jenis medium yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan rendah, harganya Rp 130 Per sak ukuran 15 Kilogram.
Disebutkan olehnya, tingginya harga beras dimaksud, disebabkan oleh tingginya harga gabah kering giling. Karena sejumlah daerah sentra pertanian padi sedang tidak panen. Akibatnya, harga beras masih bertahan tinggi hingga sekarang.
“Sekarang sejumlah daerah seperti di AcehTimur, Bireun dan juga Pidie sedang tidak ada panen. Untuk saat ini yang sedang panen tetapi bukan panen raya, di kawasan Bayu, Geudong dan Meurah Mulia di Aceh Utara”, ujarnya.
Menurut pedagang ini, jika hanya daerah itu yang sedang panen saja, tentu tidak terlalu berpengaruh terhadap pasokan beras ke sejumlah pasar. Sehingga harganya masih tetap bertahan tinggi.
Namun apabila ada panen raya disejumlah daerah penghasil beras, maka dapat dipastikan harga beras akan segera turun menjadi normal kembali seperti sebelumnya, ujarnya pedagang beras tersebut. (muchlis)
0 komentar:
Posting Komentar