Harga beras dipasaran masih bertahan tinggi d Lhokseumawe, hal itu dipengaruhi oleh masih tingginya harga gabah kering giling. (Photo : Rahmat Mirza) |
Lhokseumawe, 20/1 (Atjeh bisnis)- Harga beras di Kota Lhokseumawe masih bertahan tinggi dan belum menunjukkan angka penurunan. Masih tingginya harga salah satu kebutuhan pokok di Kota Lhokseumawe tersebut masih tetap dipengaruhi oleh faktor bahan baku utama.
Dimana produksi gabah yang tidak stabil disejumlah daerah sentra pertanian padi di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya. Sehingga berakibat kepada masih tingginya harga beras dipasaran.
Salah seorang pedagang beras di Pasar di Pasar Inpres Lhokseumawe Heri, kepada Atjeh Bisnis mengatakan, bahwa kondisi harga beras yang bertahan tinggi itu, sudah terjadi dalam sebulan terakhir dan belum menunjukkan angka penurunan.
Disebutkanya, untuk jenis beras dengan kualitas bagus seperti Cap Rajawali, bisa mencapai Rp 150 Ribu per Sak ukuran 15 Kilogram. Sedangkan beras jenis medium yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan rendah, harganya Rp 130 Per sak ukuran 15 Kilogram.
Disebutkan olehnya, tingginya harga beras dimaksud, disebabkan oleh tingginya harga gabah kering giling. Karena sejumlah daerah sentra pertanian padi sedang tidak panen. Akibatnya, harga beras masih bertahan tinggi hingga sekarang.
“Sekarang sejumlah daerah seperti di AcehTimur, Bireun dan juga Pidie sedang tidak ada panen. Untuk saat ini yang sedang panen tetapi bukan panen raya, di kawasan Bayu, Geudong dan Meurah Mulia di Aceh Utara”, ujarnya.
Menurut pedagang ini, jika hanya daerah itu yang sedang panen saja, tentu tidak terlalu berpengaruh terhadap pasokan beras ke sejumlah pasar. Sehingga harganya masih tetap bertahan tinggi.
Lanjutnya, beras akan masih bertahan tinggi hingga beberapa waktu kedepan, hal itu dikarenakan banyak lahan persawahan yang baru ditanami, terendam air beberapa waktu lalu saat banjir besar melanda sebagian besar wilayah Aceh Utara. (muchlis)
0 komentar:
Posting Komentar