Bangkok - Otoritas Thailand berhasil menangkap gembong jaringan penyelundupan manusia yang baru-baru ini, memicu krisis kemanusiaan di wilayah perairan Asia Tenggara. Gembong yang ditangkap ini merupakan mantan pejabat daerah di wilayah Satun, Thailand bagian selatan.
Kapal imigan gelap dari Bangladesh dan Myanmar masuk ke wilayah perairan Indonesia dan Malaysia. Ribuan imigran gelap lainnya masih terombang-ambing di lautan. Demikian seperti dilansir Reuters, Selasa (19/5/2015).
Myanmar menyalahkan negara-negara tetangganya karena masih mempekerjakan buruh dengan upah murah, sehingga mendorong aliran imigran gelap besar-besaran. Padahal di sisi lain, Myanmar sendiri mendapat tekanan untuk menghentikan penekanan terhadap warga etnis muslim Rohingya, yang disebut-sebut mendorong warga Rohingya melarikan diri ke luar, namun malah menjadi korban jaringan penyelundup manusia.
Kepolisian Thailand berhasil menangkap Patchuban Angchotipan yang diyakini sebagai bos jaringan penyelundupan manusia yang cukup luas di Thailand. Patchuban yang ditangkap polisi pada Senin (18/5) ini, diketahui merupakan mantan pejabat pemerintah provinsi Satun.
"Di Provinsi Satun, dia (Patchuban) pejabat tinggi," tutur Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Jenderal Somyot Poompanmuang.
"Dia adalah pemimpinnya. Dia memiliki banyak anak buah," imbuhnya.
Patchuban yang memiliki nama panggilan Kor Tong ini dijerat dakwaan berlapis, mulai dari penyelundupan manusia, menyelundupkan pekerja migran ilegal ke Thailand, melakukan penyanderaan hingga berujung melukai orang-orang lain, hingga menyandera orang lain demi uang tebusan. Patchuban menyangkal seluruh dakwaan tersebut
Penangkapan Patchuban ini masih berkaitan dengan temuan sejumlah kamp penyelundupan manusia dan kuburan massal di sekitarnya pada awal bulan ini. Sedikitnya 33 jasad manusia, yang diyakini imigran gelap dari Myanmar dan Bangladesh ditemukan di dalami kuburan massal yang ada di dekat perbatasan Malaysia tersebut.
Dua minggu terakhir, otoritas Thailand menangkap sekitar 30 orang terkait jaringan penyelundupan manusia. Wakil kepolisian nasional Thailand, Letnan Jenderal Jaktip Chaijinda menyebut, sekitar 35 tersangka lainnya masih dalam pengejaran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Thailand, Malaysia dan juga Indonesia dijadwalkan akan menggelar pertemuan di Kuala Lumpur pada Rabu (20/5) besok. Pertemuan ini, menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, akan fokus membahas upaya penangkalan penyelundupan manusia.
Sumber : Detik.com
Kapal imigan gelap dari Bangladesh dan Myanmar masuk ke wilayah perairan Indonesia dan Malaysia. Ribuan imigran gelap lainnya masih terombang-ambing di lautan. Demikian seperti dilansir Reuters, Selasa (19/5/2015).
Myanmar menyalahkan negara-negara tetangganya karena masih mempekerjakan buruh dengan upah murah, sehingga mendorong aliran imigran gelap besar-besaran. Padahal di sisi lain, Myanmar sendiri mendapat tekanan untuk menghentikan penekanan terhadap warga etnis muslim Rohingya, yang disebut-sebut mendorong warga Rohingya melarikan diri ke luar, namun malah menjadi korban jaringan penyelundup manusia.
Kepolisian Thailand berhasil menangkap Patchuban Angchotipan yang diyakini sebagai bos jaringan penyelundupan manusia yang cukup luas di Thailand. Patchuban yang ditangkap polisi pada Senin (18/5) ini, diketahui merupakan mantan pejabat pemerintah provinsi Satun.
"Di Provinsi Satun, dia (Patchuban) pejabat tinggi," tutur Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Jenderal Somyot Poompanmuang.
"Dia adalah pemimpinnya. Dia memiliki banyak anak buah," imbuhnya.
Patchuban yang memiliki nama panggilan Kor Tong ini dijerat dakwaan berlapis, mulai dari penyelundupan manusia, menyelundupkan pekerja migran ilegal ke Thailand, melakukan penyanderaan hingga berujung melukai orang-orang lain, hingga menyandera orang lain demi uang tebusan. Patchuban menyangkal seluruh dakwaan tersebut
Penangkapan Patchuban ini masih berkaitan dengan temuan sejumlah kamp penyelundupan manusia dan kuburan massal di sekitarnya pada awal bulan ini. Sedikitnya 33 jasad manusia, yang diyakini imigran gelap dari Myanmar dan Bangladesh ditemukan di dalami kuburan massal yang ada di dekat perbatasan Malaysia tersebut.
Dua minggu terakhir, otoritas Thailand menangkap sekitar 30 orang terkait jaringan penyelundupan manusia. Wakil kepolisian nasional Thailand, Letnan Jenderal Jaktip Chaijinda menyebut, sekitar 35 tersangka lainnya masih dalam pengejaran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Thailand, Malaysia dan juga Indonesia dijadwalkan akan menggelar pertemuan di Kuala Lumpur pada Rabu (20/5) besok. Pertemuan ini, menurut Kementerian Luar Negeri Malaysia, akan fokus membahas upaya penangkalan penyelundupan manusia.
Sumber : Detik.com
0 komentar:
Posting Komentar