Kambing Kacangan lebing diminati budidayanya di Lhokseumawe dibandingkan jenis kambing peranakan lainnya. (foto: int) |
Lhokseumawe, 12/3 (Atjeh Bisnis)- Peternakan kambing di Lhokseumawe, lebih dominan kambing lokal (kambing kacangan), daripada kambing peranakan dari luar Aceh. Penyebabnya lebih mudah dalam perawatan dan sudah terbiasa hidup dengan iklim dan cuaca di Lhokseuamwe.
Kabid Kesehatan Hewan dan Peternakan pada Dinas Kelautan Peternakan dan Pertanian Kota Lhokseumawe Dahlina, mengatakan, hampir semua tempat usaha peternakan kambing milik masyarakat di Lhokseumawe, lebih membudidayakan kambing kacangan dibandingkan kambing jenis lain.
Sedangkan kambing peranakan luar daerah, seperti jenis Etawa dan lain sebagainya, butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan. Karena sulitnya beradaptasi dengan lingkungan, mudah terserang penyakit. Seperti penyakit Kembung dan lain sebagainya. Sedangkan, kambing kacangan, meski ukuran tubuhnya kecil, namun memiliki daya tahan dan sudah terbiasa dengan kondisi alam dan cuaca di Lhokseumawe.
Dahlina juga menyebutkan, lebih dominannya masyarakat beternak kambing lokal, selain disebabkan oleh daya tahan dan mudah beradaptasi dengan lingkungan, juga lebih mudah dalam memasarkannya. Untuk kebutuhan daging kambing, pedagang lebih menyukai kambing lokal untuk kebutuhan rumah makan khusus menu daging kambing.
“Umumnya juga, daging kambing yang mudah dipasarkan untuk kebutuhan usaha kuliner seperti Kari Kambing dan juga sate Kambing, lebih banyak dari jenis kambing kacangan. Karena memiliki rasa daging yang lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan jenis kambing peranakan luar,” ungkap Dahlina.(Rahmat Mirza)
0 komentar:
Posting Komentar