Oleh : Muchlis Gurdhum

Sehingga patutlah pendidikan dikatakan sebagai sebuah investasi harapan dimasa mendatang. Dalam merancang sebuah kenyataan tersebut agar menjadi lebih baik, tentu tidak ada yang ingin masa depan kelak menjadi suram atau buram yang hanya menyisakan kemelaratan dan kemerosotan dalam hidup.
Sudah sepatutnyalah, pendidikan disebutkan sebagai sebuah investasi. Karena dengan pendidikan yang baik dan memadai dapat menjadi menjamin seseorang ataupun suatu bangsa menjadi lebih baik dan tinggi peradabannya. Karena dengan pendidikan itu pula, mampu merubah pola pikir dan pandangan manusia untuk bertindak, bersikap dengan pola-pola yang baik dan terarah serta terukurt dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Sebagai contoh, warisan yang ditinggalkan berupa harta benda namun bila tidak dibarengi dengan pendidikan bagi manusia yang mengelolanya. Maka harta yang berlimpah ruah dengan kekayaan alam yang sangat banyak akan menjadi sia-sia dan bahkan habis dengan sendiri karena tidak memiliki ilmu dalam mengelola dan menjaganya.
Sebagai orang bijak, maka sudah seharusnya pendidikan hal yang diutamakan. Hal itu berlaku kepada semua pihak, tidak hanya orang tua yang menginginkan anaknya hidup layak kelak namun pemerintah juga memiliki tanggunga jawab besar terhadap kualitas generasi kedepan.
Dapat dibayangkan, apabila generasi yang ditinggalkan tidak dibekali ilmu dan memiliki pendidikan yang memadai. Maka kehancuran jelas terpampang didepan mata yang siap menanti dan melumat habis sebuah peradaban.
Dibayangkan pula, bagaimana seandainya generasi yang ditinggalkan kelak dikemudian hari, namun tidak memiliki pendidikan yang memadai. Maka jangan harap sejarah perjalanan suatu bangsa akan menjadi jaya dan maju. Bahkan akan semakin tergilas oleh zaman serta menjadi bangsa yang bodoh.
Oleh karena itu, mengingat pendidikan merupakan salah satu faktor utama masa depan maka menjadi tangungjawab semua pihak dalam melahirkan generasi yang berkualita dimasa mendatang. Apalagi, tantangan zaman semakin lama semakin berat yang mengharuskan kita berjibaku dengan berbagai pengaruh global.
Perhatian besar terhadap pendidikan adalah salah satu hal terpenting beserta faktor-faktor pendukungnya. Sehingga dapat menjadi arah penentu bagi peradaban bangsa dalam menjalani sejarahnya yang lebih baik.Dengan pendidikan itu pula, kualitas hidup akan terjamin menjadi lebih baik dari segala segi.
Perlu diketahui, pendidikan tidak hanya sebatas mentransformasi pengetahuan semata. Namun lebih daripada itu, mampu membentuk karakter manusia-manusia yang mampu merubah sikap dan pola hidup menjadi lebih baik dan sesuai dengan tuntunan agama dan moral.
Dapat dipisahkan antara orang yang memiliki pendidikan dan tidak memiliki pendidikan. Bagi orang yang memiliki pendidikan, sikap dan perbuatannya, selain dapat terlihat dari etikanya sehari-hari, dan tergolong kepada hal yang baik. Namun bagi orang yang tidak memiliki pendidikan, juga sangat mudah terlihat. Selain dari memiliki perangai buruk juga kurang cakap dalam mengelola hidupnya.
Kembali ke pendidikan sebagai investasi masa depan, kita bisa mengambarkannya sebagai harta ataupun bisa disebut modal masa depan. Karena dapat menjadi suatu garansi masa depan apabila pendidikan dimiliki, meski suatu negeri hancur porak poranda.
Teringat dalam sebuah kuliah umum saat saya masih berstatus mahasiswa dulu. DR.Hafifuddin yang juga dosen saya, mengambarkan pentingnya pendidikan yang membungkusnya dalam sebuah peristiwa fenomenal.
Konon sebuah catatan sejarah menyebutkan, saat pengemboman kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada tahun 1945, ribuan rakyat jepang tewas. Kondisi jepang pada saat itu, benar-benar hancur. Rasanya sulit untuk bangkit kembali kala melihat kehancuran yang meluluh lantakkan tersebut.
Rakyat jepang yang masih selamat sangat berduka saat itu, harapan hidup dan keputusasaan begitu terlihat diwajah mereka. Lalu kaisar Jepang, menyeru kepada rakyatnya. “wahai rakyatku, kini kita memang telah hancur. Namun ada yang masih tersisa dan itu menjadi sangat berharga kepada kita. Yaitu Guru”.
Memahami kata Guru sebagaimana dimaksudkan diatas, tentu saja bayangan kita adalah sosok seorang pendidik dan orang yang mentransformasi pengetahuan. Namun sedikit lebih jauh kita terawang, bahwa kata guru tersebut lebih layak disebutkan dengan “Pendidikan”.
Maka tidaklah mengherankan apabila bangsa jepang, pasca kedua bom mematikan tersebut menghancurkan negaranya. Begitu cepat bangkit dan menjadi suatu bangsa yang disegani dengan berbagai karyanya. Mulai dari otomotif, elektronik dan lain sebagainya.
Karena apa? Ya tentu karena pendidikan yang mereka anggap sebagai sebuah investasi masa depan. Bagaimana pula jika pendidikan bukan dianggap sebagai sebuah investasi masa depan, maka bangsa Jepang sekarang tidak seperti yang kita saksikan saat ini.
Pengalaman hidup bangsa Jepang, hanyalah sebuah kilasan sejarah saja. Sedangkan bagi kita ummat Islam sejak masa nabi Muhammad SAW, sudah diingatkan akan arti penting tentang pendidikan. Banyak ayat yang menyebutkan tentang pentingnya pendidikan.
Seperti Surat Al-Alaq ayat 1-5, yang berbunyi “”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui”.
Kemudian bagi orang yang berilmu, Allah SWT juga berfirman dalam surat Surat Al-Mujadalah ayat 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”
Begitu juga dengan hadist Nabi banyak yang membahas tentang keutamaan pendidikan. Salah satunya “”Didiklah anak-anak kalian, karena sesungguhnya mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang berlainan dengan masa kalian ini.”
Makna dari semua dalil tentang pentingnya pendidikan tersebut, adalah sangat diharapkan kita sebagai ummat Islam untuk terus giat dalam menuntut ilmu dan memiliki kepedulian besar terhadap dunia pendidikan. Agar kualitas dan derajat hidup ummat Islam semakin terangkat dan mampu mengelola alam ini dengan baik berdasarkan tuntunan agama. (*)
0 komentar:
Posting Komentar