Lahan pertanian di Lhokseumawe Semakin Sempit


foto: Muchlis Gurdhum
Lhokseumawe, 22/1 (Atjeh Bisnis)- Lahan pertanian di Kota Lhokseumawe dari waktu ke waktu semakin sempit. Sempitnya lahan pertanian tersebut, dikarenakan telah terjadinya pola pengalihan pengunaan lahan menjadi pemukiman dan pembangunan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya, terkait masalah pertanian dan swasembada ketahanan pangan.

Lanjutnya, hampir sebagian besar lahan pertanian dan juga pertambakan di wilayah Lhokseumawe telah sulap menjadi lokasi pemukiman dan juga pembangunan. Sehingga dari waktu ke waktu lahan pertanian semakin sempit.

Alasan utama terjadinya praktek pengalihan pola pengunaan lahan tersebut oleh masyarakat, disebabkan karena dianggap kurang produktif. Seperti areal pertambakan, yang sebelumnya begitu menghasilkan. Namun karena dianggap tidak produktif lagi, ditimbun dan dijadikan lokasi pemukiman. Begitu juga dengan lahan pertanian, dianggap kurang produkti berubah fungsi menjadi lahan pemukiman atau pembangunan.  

“Jadi semakin lama, lahan pertanian semakin sempit di Kota Lhokseumawe,” ucap Wali Kota Lhokseumawe.

Disebutkan oleh Wali Kota Lhokseumawe, kawasan yang belum banyak terjadi alih fungsi lahan adalah di Kecamatan Blang Mangat, Muara Satu. Sementara sebagian Kecamatan Muara Dua, telah banyak terjadi alih fungsi lahan.

Namun seperti ungkap orang nomor satu Lhokseumawe itu, Kota Lhokseumawe memang bukan daerah khusus pertanian. Namun pertanian diwilayah ini, hanya mampu mencukupi kebutuhan lokal saja.

Oleh karena itu, pihaknya sangat mengharapkan agar para penyuluh pertanian di Kota Lhokseumawe bekerja dengan serius dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian yang memiliki daya saing tinggi. Sehingga petani semakin bergairah dalam melakukan aktivitasnya. (muchlis)
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar