Photo © Muchlis Gurdhum |
Lhokseumawe, 17/1 (Atjeh Bisnis) – Komoditi bawang merah asal China merajai pasar lokal di Aceh. Tingginya permintaan terhadap salah satu bumbu dapur dari negeri Panda itu, dipengaruhi oleh harganya yang lebih murah dibandingkan bawang merah asal dalam negeri.
Seperti terlihat di pasar pagi Lhokseumawe, komoditi bawang merah asal China sangat mudah dijumpai. Begitu juga dengan harganya yang relatif murah dibandingkan bawang merah lokal. untuk saat ini, harga bawang merah asal China atau yang dikenal dengan Bawang Peking di pasar sekitar Lhokseumawe, sebesar Rp 12.000/ Kilogram.
Sedangkan bawang merah lokal yang didominasi oleh bawang asal Brebes dan juga dari Kabupaten Pidie mencapai Rp 22.000/ Kilogram. Selisih harga yang sangat tinggi tersebut membuat konsumen lebih memilih bawang merah asal China.
“Jenis bawang yang banyak laku adalah bawang merah asal China. Karena lebih disebabkan oleh harganya yang lebih murah”, ungkap Furqan pedagang bawang merah di Lhokseumawe.
Sebut pedagang itu lagi, untuk bawang merah jenis impor atau yang dikenal bawang merah peking, yang didatangkan dari luar negeri seperti Cina. Pasokannya begitu mudah dan tidak mengalami kendala. Begitu juga dengan harganya juga murah.
Selain bawang merah asal China, juga ada bawang merah dari India yang harganya juga murah sebesar Rp 14.000/ Kilogram. Bawang merah asal kedua negera tersebut, lebih merajai pasar lokal di Aceh dibandingkan bawang merah dalam negeri. Baik yang didatangkan dari Brebes ataupun dari Kabupaten Pidie.
Salah seorang konsumen yang dijumpai mengatakan, alasan dirinya memilih bawang merah impor bila dibandingkan bawang merah lokal, menyebutkan bahwa lebih dikarenakan persoalan harga yang jauh lebih murah. Sehingga memberi keuntungan untuknya sebagai penjual makanan.(muchlis)
0 komentar:
Posting Komentar