TEMPO.CO, Lhokseumawe - Menteri Koordinator Perekonomian melanjutkan kunjungan kerjanya di Kabupaten Lhokseumawe pada hari ini, Ahad, 14 September 2014. Selama dua jam memimpin rapat koordinasi dengan petinggi PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan Arun LNG, CT--panggilan Menteri Chairul--membahas beberapa persoalan.
"Saya jelaskan dulu apa yang menjadi materi rapat hari ini," ucap dia mengawali keterangannya kepada media selepas meninjau area pabrik PIM dan kilang gas Arun di bandara khusus Malikussaleh, Lhokseumawe, Ahad petang.
Menurut CT, banyak fasilitas milik negara terbengkalai dan berada di Lhokseumawe, salah satunya fasilitas pabrik PIM dan LNG Arun. Keduanya memiliki persoalan yang pelik sehingga mengganggu operasional perusahaan. "Makanya kita bahas agar fasilitas negara ini dioptimalkan," kata CT.
Dalam presentasi yang disampaikan petinggi LNG Arun, mereka memiliki persoalan akibat menipisnya cadangan gas. Oktober mendatang, perseroan bakal mengapalkan satu kargo terakhirnya untuk tujuan Jepang. "Akhirnya ini fasilitas negara kalau menganggur, kan, sayang. Oleh karena itu, tadi kita bahas agar tetap mengotimalkan fasilitas negara ini," ujar Menko.
Rencananya, fasilitas yang tersedia akan digunakan untuk proyek regasifikasi LNG dengan mendatangkan bahan mentah dari Blok Tangguh, Papua. "Dari situ lalu dialirkan melalui pipa menuju ke Belawan, Medan," Chairul menjelaskan.
Dengan terbukanya fasilitas ini, pemerintah merencanakan pengembanganan kawasan industri terpadu di kawasan sekitar Blok Arun. "Karena listriknya akan ada, karena adanya gas, maka industri berbasis gas akan dikembangkan," ujar CT.
Pemerintah berharap kawasan Arun jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru berbasis industri. "Itu yang sudah kita sepakati. Hal-hal yang berbasis administratif nanti akan kita selesaikan."
Dalam pengelolaannya, kawasan ini dikuasai PT Pertamina dan Pemerintah Provinsi Aceh dengan kepemilikan saham 70:30. "Semua aturan yang mengarah ke situ akan segera kita selesaikan," kata Chairul.
Selain Arun, pemerintah membicarakan persoalan pasokan dan harga gas yang dihadapi PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Akibat persoalan tadi, dua fasilitas pabrik saat ini hanya beroperasi satu saja. "Kita sudah menyelaraskan segala sesuatuny, agar dalam waktunya segala pengalokasian gas untuk PIM tetap bisa kita alokasikan," CT memaparkan.
Bos besar CT Corp ini membicarakan rencana optimalisasi pelabuhan Lhokseumawe yang dimiliki PT Pelindo I agar lebih hidup. Menurut dia, sepinya fasilitas negara itu karena minimnya transaksi ekonomi oleh warga sehingga perlu pembenahan kawasan oleh pemerintah.
"Oleh karena itu, kita perbaiki kawasan industrinya sebagai daya tarik. Kita kembangkan menjadi satu kesatuan yang lebih komprehensif lagi," ujarnya.
Terakhir, rencana optimalisasi fasilitas penampungan kondensat milik Arun LNG untuk menampung minyak mentah atau bahan bakar minyak hasil olahan kilang. "Akan menguntungkan karena tidak perlu membangun fasilitas tambahan lagi. Itu juga akan menjadi salah satu daya tarik investor untuk dikembangkan," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
0 komentar:
Posting Komentar