Wisata Tsunami Andalan Banda Aceh

Foto : ANTARA FOTO - AMPELSA
Banda Aceh, 3/11 (Antara News) - Gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember 2004 sepertinya tidak bisa dilupakan oleh masyarakat Aceh, karena musibah tersebut tidak saja menewaskan ratusan ribu warga, tapi juga meluluhlantakkan kawasan penduduk sehingga rata dengan tanah.

Musibah yang sudah terjadi sembilan tahun yang lalu itu, masih meninggalkan puing-puing bekas tsunami, seperti PLTD Apung dan kapal nelayan yang tersangkut di atap rumah.

Dua peninggalan tsunami itu kini menjadi kenangan dan bukti sejarah bahwa di Aceh, khususnya di Banda Aceh pernah dilanda musibah gempa dan stunami yang maha dahsyat.

"Kita berharap, kedua situs itu tidak hanya untuk kenangan saja, tapi kini telah men jadi salah satu objek wisata yang sangat dikagumi masyarakat dunia," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Reza Fahlevi.

PLTD Apung yang berada di Desa Punge Blangcut dan kapal di atap rumah di Desa Lampulo kini sudah ditata dengan baik, sehingga wisatawan yang melihat situs tersebut merasa nyaman.

Tidak kalah menariknya juga ada Museum Tsunami yang didalamnya menyimpan cerita dan gambar tentang peristiwa bencana alam yang dahsyat tersebut.

Museum Tsunami yang dirancang oleh arsitek Ridwan Kamil merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 meter persegi yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris.

Bangunan ini memperingati para korban yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum dan warga masyarakat yang selamat dari bencana.

Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini di masa depan.

Selain situs tsunami juga menjadi andalan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menarik wisatawan, juga ada wisata religi, di antaranya Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Baiturrahim di Uleelheue yang tetap kokoh meski diterjang tsunami.

Dengan adanya situs-situs tsunami itu, maka Kota Banda Aceh kini menjadi salah satu alternatif kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di Provinsi Aceh, nuasantara, dan luar negeri.

Reza menyatakan, kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Kota Banda Aceh terus meningkat.

"Kami terus berupaya membenahi berbagai infrastruktur pariwisata guna menarik kunjungan orang ke ibu kota Provinsi Aceh ini," katanya.

Reza optimistis Banda Aceh akan menjadi salah satu kota favorit tujuan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara di masa mendatang.

Untuk mendukung sektor pariwisata itu, Pemerintah Kota Banda Aceh terus membenahi berbagai infrastruktur pariwisata sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu.

"Kami terus berupaya membenahi infrastruktur pendukung pariwisata, karena ke depan sektor jasa tersebut diharapkan sebagai salah satu penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD)," kata Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin.

Mawardy mengatakan perkembangan sektor pariwisata di daerahnya meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk itu, Mawardy mengharapkan di masa mendatang sektor pariwisata Banda Aceh bisa berkembang baik dan menjadi destinasi dunia.

Di pihak lain, Wali Kota Banda Aceh juga mengatakan pihaknya terus mendorong usaha kecil menengah (UKM) guna menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat di kota berpenduduk sekitar 300 ribu jiwa tersebut.

"Tumbuhnya sektor UKM juga kita harapkan menjadi pendorong berkembangnya industri pariwisata di Kota Banda Aceh," kata Mawardy Nurdin. (Heru Dwi S)
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar