Kepercayaan kepada DPR terus turun

Jakarta (ANTARA News) - Direktur Center for Election and Political Party FISIP-UI, Reni Suwarso mengatakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara khususnya Dewan Perwakilan Rakyat terus menurun karena banyak kebijakan dan tindak tanduk anggota dewan yang bertentangan dengan logika publik.

"Bila rakyat tidak percaya pada lembaga negara dan kepada orang-orang yang bekerja di lembaga negara, maka rakyat tidak percaya pada output dan outcome lembaga negara. Rakyat pun tidak mematuhi peraturan dan perundangan yang disusun oleh mereka," kata Reni Suwarso di Jakarta, Minggu.

Menurut Reni, tingkat kepercayaan masyarakat ini sangat penting untuk seorang anggota dewan karena jika rakyat tidak mempercayai lagi lembaga negara, maka lembaga negara tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan ini berbahaya untuk demokrasi.

Reni mengatakan, ada banyak kebijakan dan kasus yang membuat citra DPR dan partai politik rusak.

Menurut survei ini, kisruh intenal Partai Demokrat (PD) terkait penempatan figur yang cocok untuk posisi Ketua Komisi III DPR RI ternyata berdampak buruk terhadap kinerja dan citra DPR.

Menurut survei itu, ketika Partai Demokrat mengajukan nama Ruhut Sitompul sebagai calon ketua Komisi III DPR RI, laporan media antara 16-27 September 2013 cenderung negatif.

Reni mengatakan, antara 16-27 September 2013, laporan media massa mengenai kinerja atau citra DPR rendah, karena tiga hal yakni belum diputuskannya soal nasib RUU Pemilihan Presiden (Pilpres), pemilihan hakim agung, dan pergantian ketua Komisi III DPR RI.

"Berdasarkan laporan dua mingguan dari analisa media cetak ditemukan 52 persen publik menilai buruk citra DPR. Hanya 16 persen yang menilai positif dan 32 persen memilih netral," katanya.

Namun, setelah Pieter C. Zulkiefli terpilih jadi ketua Komisi III DPR RI, citra dewan membaik, terbukti dari analisa media 30 September-11 Oktober 2013 di mana 24 persen publik puas dengan citra DPR RI.

"Citra negatif yang sebelumnya 52 persen, kini turun menjadi 21 persen, dan yang netral menjadi 55 persen," kata Reni.

Peneliti pada Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Lusius Karus mengatakan, survei FISIP UI itu sebuah fakta yang selama ini tidak disadari sebagian besar anggota DPR RI, yaitu apa pun yang dilakukan mereka menjadi sorotan publik melalui media massa.

"Tindakan Partai Demokrat yang langsung mengganti Ruhut dengan Pieter C. Zulkiefli adalah langkah positif, karena terbukti bisa meredam situasi, dan kondisi di Komisi III DPR RI kini kondusif. Ini keuntungan positif bukan cuma untuk DPR RI, tetapi juga bagi Partai Demokrat," katanya.

Lusius lebih jauh mengatakan, citra DPR tergantung media massa yang sehari-hari memotret apa yang dilakukan anggota dewan.

"Karena itu, kita perlu mengapresiasi media massa yang terus melakukan fungsi kontrolnya sebagai pilar keempat demokrasi," kata Lusius.


    Pewarta: Jaka Suryo 
 
Editor: Jafar M Sidik
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar