ilustrasi |
Pidie, 17/3 (Atjeh Bisnis)- Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pidie Ir. Ainul Mardyah, menghimbau kepada petani untuk tidak memaksakan diri menanam padi pada musim tanam gadu tahun 2015 ini.
Hal itu dikarenakan, musim kemarau yang di perkirakan akan terjadi dalam beberapa bulan dikhawatirkan akan menyulitkan petani untuk mendapat air yang cukup. Akan tetapi, sebaiknya petani yang memiliki lahan di daerah kekeringan untuk sementara dapat beralih ketanaman lain seperti palawija atau sayuran.
“Jadi, seharusnya musim kemarau seperti ini petani tidak membajak sawahnya untuk menanam padi dulu, jika ini juga dilakukan di khawatirkan para petani akan merugi karena kesulitan air,” ungkap Ainul.
Lanjutnya, memang tidak semua desa dalam kecamatan di perbolehkan untuk Musim Tanam (MT) gadu 2015, hal itu di karenakan ada sebagian desa terlalu jauh dari bendungan air. jadi dengan itu pihaknya melarang petani untuk membajak sawahnya.
Dirincikan olehnya, untuk Kecamatan Keumala sebanyak 20 desa, Titeu 7 desa, Sakti 16 desa, Mila 6 desa, Delima 20 desa, Grong-grong 2 desa, Pidie 4 desa, Tiro 17 desa, Mutiara Timur 23 desa, Glumpang Tiga 30 desa, Glumpang baro 15 desa, Kembang Tanjong 10 desa, Pekan Baro 2 desa dan Indra Jaya 2 desa.
Selain itu, ada 3 kecamatan untuk semua desa yang diperbelohkan 100 persen bisa menanam padi pada Musim Tanam (MT) gadu 2015 di antaranya, Kecamatan Geupang, Mane dan Tangse. Sedangkan seluruh desa dalam Kecamatan Simpang Tiga, Batee dan Padang Tiji tidak di perbolehkan untuk MT.
Ainul Mardyah menjelaskan, untuk musim tanam gadu kali ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Penyeluh Pertanian (BPP), Babainsa dan para Keujruen Blang, untuk menghimbau kepada petani agar tidak bercocok tanam padi disaat anomali kekeringan sedang melanda, karena akan kesulitan memperoleh air yang cukup. Itu dilakukan dalam bentuk sosialisasi dan berbagai penyuluhan lainnya. (Rajali)
0 komentar:
Posting Komentar