 |
| Pentas Seni Kabupaten Aceh Tamiang - Photo : A-Peace |
Pagelaran Pekan Kebudayaan Aceh ke-6 yang menampilkan produk-produk budaya dan seni dari seluruh kebupaten/kota di aceh di hari ke-2 dipadati Warga. Pengunjung yang datang dari berbagai penjuru Aceh ini sangat antusias untuk dapat menyaksikan produk-produk kebudayaan dan kegiatan yang ada disetiap anjungan termasuk pentas seni yang disediakan dibeberapa anjungan kabupaten/Kota seperti Kabupaten Aceh Tamiang dan Kota Langsa.
Khusus untuk dua kabupaten tersebut, Pentas seni yang diletakkan berhadapan dengan beberapa stand instansi pemerintahan aceh seperti stand Bappeda dan stand Dinas Syariat Islam ini diisi dengan hiburan keyboard(Organ Tunggal) yang dimainkan oleh seorang pemain keyboard dan beberapa orang penyanyi.
Pentas yang letaknya bersebelahan ini seakan bersaing untuk menarik pengunjung melalui aliran lagu yang ditampilkan. Aceh Tamiang mempersembahkan nuansa melayu dengan lirik-lirik humoris ala wak uteh sedangkan Kota Langsa menyajikan aliran khas indonesia, dangdut.
Penyanyi yang ditampilkan pun sangat berbeda. Aceh Tamiang menghadirkan penyanyi-penyanyi senior yang mengenakan pakaian adat melayu dengan beberapa orang lainnya dengan pakaian adat juga yang ikut menari lembut. Sedangkan Kota menghadirkan biduan muda dengan jilbab yang disangkut seadanya diatas kepalanya beserta beberapa orang penonton yang diizinkan berjoged ria diatas penggung.
Dari pentas seni Kabupaten Aceh Tamiang, lantunan irama melayu dengan lirik humoris dengan komposisi syair nasehat mampu menggelitik penonton. Lagu-lagu ini sebagian besar liriknya memberikan nasehat, teguran dan sindiran kepada kaula muda dan membandingankannya dengan kehidupan islami orang-orang terdahulu yang lebih bijak dalam mengambil sikap dengan mengedepankan adat dan budaya.
Disisi lain, Pentas Seni Kota Langsa juga mampu menghipnotis penontonnya dengan goyangan-goyangan ala ayu tingting yang diperagakan oleh biduan muda bersuara merdu. Beberapa pemuda ikut naik dan berjoged menemani sang biduan. Bahkan seorang penonton cewek yang ingin ikut tampil narsis naik ke atas panggung dengan goyangan lembut versi House Music.
Khusus untuk dua kabupaten tersebut, Pentas seni yang diletakkan berhadapan dengan beberapa stand instansi pemerintahan aceh seperti stand Bappeda dan stand Dinas Syariat Islam ini diisi dengan hiburan keyboard(Organ Tunggal) yang dimainkan oleh seorang pemain keyboard dan beberapa orang penyanyi.
Pentas yang letaknya bersebelahan ini seakan bersaing untuk menarik pengunjung melalui aliran lagu yang ditampilkan. Aceh Tamiang mempersembahkan nuansa melayu dengan lirik-lirik humoris ala wak uteh sedangkan Kota Langsa menyajikan aliran khas indonesia, dangdut.
Penyanyi yang ditampilkan pun sangat berbeda. Aceh Tamiang menghadirkan penyanyi-penyanyi senior yang mengenakan pakaian adat melayu dengan beberapa orang lainnya dengan pakaian adat juga yang ikut menari lembut. Sedangkan Kota menghadirkan biduan muda dengan jilbab yang disangkut seadanya diatas kepalanya beserta beberapa orang penonton yang diizinkan berjoged ria diatas penggung.
Dari pentas seni Kabupaten Aceh Tamiang, lantunan irama melayu dengan lirik humoris dengan komposisi syair nasehat mampu menggelitik penonton. Lagu-lagu ini sebagian besar liriknya memberikan nasehat, teguran dan sindiran kepada kaula muda dan membandingankannya dengan kehidupan islami orang-orang terdahulu yang lebih bijak dalam mengambil sikap dengan mengedepankan adat dan budaya.
Disisi lain, Pentas Seni Kota Langsa juga mampu menghipnotis penontonnya dengan goyangan-goyangan ala ayu tingting yang diperagakan oleh biduan muda bersuara merdu. Beberapa pemuda ikut naik dan berjoged menemani sang biduan. Bahkan seorang penonton cewek yang ingin ikut tampil narsis naik ke atas panggung dengan goyangan lembut versi House Music.
 |
| Pentas Seni Kota Langsa - Photo : A-Peace |
0 komentar:
Posting Komentar